VIRAL! Fenomena Cuci Darah pada Anak: Pentingnya Peran Orang Tua dalam Mencegah Gagal Ginjal

Sumber: https://www.tiktok.com/@banghady_sp

Baru-baru ini viral di media sosial TikTok mengenai fenomena banyaknya anak-anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Ciptomangun Kusumo (RSCM), Jakarta Pusat, akibat dugaan gagal ginjal telah menarik perhatian publik. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa situasi saat ini berbeda dari kasus gagal ginjal sebelumnya. Screening kesehatan telah dilakukan secara masif, dengan lebih dari 200 juta kali pemeriksaan di puskesmas di Jakarta. Terungkap hasil dari screening bahwa banyak anak yang menunjukkan gula darah tinggi diakibatkan sering mengonsumsi minuman manis dan berasa, sehingga bisa mengarah pada penyakit diabetes tipe 2. 

Merespons fenomena tersebut, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yunarso, melakukan survei pada anak remaja Indonesia yang berusia 12-18 tahun. Setelah dicek, hasilnya 1 dari 5 anak remaja tersebut di dalam urinenya terdapat darah dan protein yang merupakan tanda awal gejala gagal ginjal. Hal ini menunjukkan gaya hidup anak remaja yang tidak sehat. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan orang tua, masyarakat, dan pemerintah, terutama karena banyak kasus yang berakhir fatal. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan ini? 

Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak di Indonesia

Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang kini semakin banyak menyerang anak-anak di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Fenomena ini menjadi perhatian besar, mengingat ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam menyaring limbah dan racun dari tubuh. Penyakit gagal ginjal pada anak-anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan bawaan, infeksi, keracunan, hingga efek samping obat-obatan tertentu. Menurut laporan terbaru, kasus gagal ginjal akut pada anak-anak meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Di Indonesia, Badan Kesehatan mencatat adanya lonjakan kasus yang memerlukan penanganan medis intensif. 

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada akhir 2022, terdapat lonjakan kasus gagal ginjal mendadak pada anak yang diduga akibat kontaminasi etilen glikol pada obat sirup anak. Berdasarkan data sampai November 2022 sebanyak 323 kasus gagal ginjal pada anak, sekitar 190 di antaranya meninggal dunia. Maka dari itu, konsultasi dengan dokter dan apoteker sangat diperlukan agar adanya pengawasan terkait obat-obatan, serta edukasi obat-obatan. Pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah membentuk tim untuk menyelidiki penyebab dan faktor risiko dari peningkatan kasus ini. Selain itu, langkah-langkah pencegahan telah diambil, termasuk larangan sementara penjualan obat dalam bentuk sirup yang dapat berisiko bagi kesehatan ginjal anak. 

Apa yang dimaksud Gagal Ginjal Akut?

Gagal ginjal akut, atau Acute Kidney Injury (AKI), merupakan kondisi di mana terjadi penurunan mendadak dari fungsi ginjal anak yang bersifat sementara. Gagal ginjal akut ditandai oleh peningkatan kadar kreatinin serum dan hasil metabolisme nitrogen serum lainnya, serta adanya ketidakmampuan ginjal dalam mengatur keseimbangan elektrolit serta cairan tubuh. Gejala awal gagal ginjal akut biasanya tidak terlihat, tapi ada tanda-tanda yang perlu diperhatikan, seperti frekuensi buang air kecil yang berkurang, mual, muntah, atau perut sakit, lesu, dan sesak napas. Jika tanda-tanda tersebut mulai terlihat pada si anak, para orang tua dihimbau agar segera langsung membawa ke dokter karena salah satu penyebab gagal ginjal akut ialah kecenderungan untuk mengabaikan gejala awal penyakit muncul.

Tips untuk Mencegah Gagal Ginjal Akut pada Anak

Selain itu, para orang tua juga dapat mencegah tejadinya gagal ginjal akut dengan melakukan beberapa tips. Tips pertama, jaga asupan cairan anak dengan rajin mengonsumsi air putih dan jangan biarkan anak dehidrasi. Ajarkan mereka mengenali tanda-tanda seperti bibir kering atau urine berwarna gelap. Tips kedua, disarankan agar orang tua membuat atau menyiapkan jajanan atau cemilan sehat untuk anak, selain untuk di rumah, bisa juga jadi bekal mereka ke sekolah atau saat di luar rumah (di samping makanan pokok). Tips terakhir, penting bagi orang tua memberikan dorongan kepada anak untuk rajin berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang dimulai dari kebiasaan orang tua. Mengingat di era digital ini penggunaan smartphone menyebabkan kebiasaan malas pada anak.

Fenomena anak yang berbondong-bondong menjalani cuci darah di Rumah Sakit Ciptomangun Kusumo (RSCM), Jakarta Pusat, adalah masalah kesehatan yang serius dan memerlukan perhatian dari semua pihak, terutama orang tua. Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal, orang tua perlu proaktif dalam mengawasi kesehatan anak. Hal ini termasuk memastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup, menyediakan makanan sehat, dan mendorong mereka untuk aktif bergerak. Selain itu, penting bagi orang tua untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi dengan tenaga medis mengenai penggunaan obat-obatan. Edukasi mengenai tanda-tanda awal masalah ginjal juga harus diberikan kepada anak agar mereka bisa lebih peka terhadap kondisi tubuh mereka. Disamping itu, pihak pemerintah juga harus menyediakan fasilitas pelayanan di rumah sakit yang memadai agar masalah gagal ginjal dapat ditangani dengan segera. Kesadaran dan tindakan preventif yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan ginjal anak dan mencegah komplikasi di masa depan. Mencegah lebih baik daripada mengobati, jangan tunggu sampai terlambat!

 

Penulis: 

Kelompok 2 – IKM B 2023

  1. Hanum Salsabila Ainindita (191231080)
  2. Dinda Putri Yufa (191231132)
  3. Aliyah Qisthi Alfita (191231140)
  4. Syahira Mulya Khairani (191231190)
  5. Farah Marwah Mustafa (191231199)
  6. Puspita Ningrum (191231200)
  7. Carrissa Aulia Ismu           (1912311194)